JAKARTA - Perbankan di Indonesia terus menunjukkan perkembangan signifikan dalam layanan keagenan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatatkan jumlah agen BRILink mencapai 1,2 juta pada akhir kuartal I-2025, meningkat 49,48% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun jumlah agen meningkat, frekuensi transaksi mengalami penurunan sebesar 4% secara tahunan.
Pertumbuhan Jaringan Agen BRILink
BRI berhasil memperluas jaringan agen BRILink ke lebih dari 67.000 desa, mencakup lebih dari 88% wilayah Indonesia. Layanan yang ditawarkan oleh agen BRILink meliputi pembayaran tagihan, pembelian pulsa, pembukaan rekening, dan layanan keuangan lainnya. Namun, meskipun jumlah agen meningkat, frekuensi transaksi mengalami penurunan sebesar 4% secara tahunan.
Strategi Hybrid BRI dalam Layanan Keagenan
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menjelaskan bahwa keberhasilan Agen BRILink tidak terlepas dari strategi hybrid bank BRI, yaitu perpaduan layanan fisik dan digital untuk melayani segmen nasabah yang beragam.
Kinerja Positif BNI Agen46
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) juga mencatatkan pertumbuhan positif dalam layanan keagenan melalui BNI Agen46. Volume transaksi BNI Agen46 pada kuartal I-2025 tumbuh 23,3% secara tahunan menjadi Rp13,8 triliun, sementara frekuensi transaksi meningkat 28,3% menjadi 16,2 juta transaksi. Jumlah agen BNI Agen46 meningkat 12,2% menjadi 218.021 agen, dengan jaringan yang tersebar di 6.000 kecamatan dan 34.000 desa di seluruh Indonesia.
Peran Strategis Layanan Keagenan dalam Inklusi Keuangan
Layanan keagenan perbankan memainkan peran penting dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Dengan memperluas jangkauan layanan ke daerah-daerah terpencil, masyarakat yang sebelumnya sulit mengakses layanan perbankan kini dapat menikmati kemudahan transaksi keuangan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dan perbankan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia.
Tantangan dan Peluang dalam Bisnis Keagenan Perbankan
Meskipun jumlah agen meningkat, tantangan tetap ada dalam mempertahankan frekuensi transaksi yang tinggi. Perbankan perlu terus berinovasi dalam layanan dan produk yang ditawarkan kepada agen dan nasabah. Selain itu, pelatihan dan pendampingan kepada agen juga penting untuk memastikan layanan yang diberikan berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pertumbuhan jumlah agen dan volume transaksi dalam layanan keagenan perbankan menunjukkan bahwa model bisnis ini efektif dalam menjangkau masyarakat luas. Namun, perbankan perlu terus beradaptasi dan berinovasi untuk memastikan layanan tetap relevan dan memenuhi kebutuhan nasabah. Dengan strategi yang tepat, layanan keagenan perbankan dapat menjadi pilar penting dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.