UMKM Indonesia Diharapkan Naik Kelas untuk Menembus Pasar Ekspor Global

Jumat, 09 Mei 2025 | 10:55:38 WIB
UMKM Indonesia Diharapkan Naik Kelas untuk Menembus Pasar Ekspor Global

JAKARTA – Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan besar dalam mengembangkan kapasitasnya untuk masuk ke pasar ekspor. Keterbatasan dalam hal adopsi teknologi dan inovasi menjadi penghalang utama bagi UMKM untuk bisa bersaing secara global dan meningkatkan kontribusinya terhadap ekspor nasional.

Sekretaris Kementerian UMKM, Arif Rahman, mengungkapkan bahwa kontribusi UMKM terhadap total ekspor Indonesia masih terbilang rendah, yakni hanya mencapai 15,6 persen. Angka ini jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia yang telah berhasil mendorong sektor UMKM mereka untuk lebih berdaya saing di pasar global. Misalnya, Tiongkok mencatatkan kontribusi ekspor UMKM sebesar 60 persen, Korea Selatan 48 persen, dan Thailand 29 persen.

"Dari total ekspor, UMKM kita baru berkontribusi 15,6%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan negara lain, seperti Tiongkok dengan kontribusi ekspor sebesar 60%, Korea Selatan 48%, dan Thailand 29%," ungkap Arif Rahman.

Tantangan UMKM dalam Mengakses Pasar Ekspor

Keterbatasan sumber daya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banyak pelaku UMKM kesulitan untuk mengakses pasar ekspor. Terutama, dalam hal teknologi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas produk dan efisiensi operasional. Tanpa adanya inovasi yang memadai, produk-produk UMKM sering kali kalah bersaing dengan produk dari negara lain yang sudah lebih maju.

Tidak hanya itu, masalah lain yang turut menghambat perkembangan UMKM Indonesia di pasar global adalah rendahnya investasi yang masuk ke sektor ini. Meski sektor UMKM memiliki potensi besar untuk mendongkrak perekonomian, masih banyak pelaku usaha yang kesulitan mendapatkan akses pembiayaan yang memadai untuk melakukan ekspansi dan meningkatkan kapasitas produksi mereka.

"Bukan cuma itu, kecilnya nilai investasi juga menjadi kendala tersendiri bagi UMKM untuk bisa bersaing di pasar ekspor. Tanpa dukungan pembiayaan yang tepat, akan sangat sulit bagi mereka untuk naik kelas," lanjut Arif Rahman.

Berdasarkan data dari Kementerian UMKM, sektor ini memang masih membutuhkan dukungan yang lebih besar dalam hal pembiayaan dan pelatihan teknologi. Selain itu, integrasi dalam rantai pasok industri global juga perlu diperkuat agar produk UMKM dapat lebih mudah diterima di pasar internasional.

Pemerintah Dorong Digitalisasi dan Inovasi untuk UMKM

Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya sektor UMKM dalam perekonomian nasional, dan kini tengah berusaha keras untuk memberikan berbagai kemudahan bagi para pelaku usaha agar bisa mengakses pasar ekspor. Salah satunya adalah dengan mendorong digitalisasi dan pemanfaatan teknologi dalam kegiatan bisnis UMKM.

Kementerian UMKM juga telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung pengembangan UMKM melalui pembekalan keterampilan digital, baik itu dalam hal pemasaran produk secara online maupun dalam proses manufaktur yang lebih efisien. Langkah ini diharapkan dapat membantu UMKM agar lebih siap bersaing di pasar ekspor.

Selain itu, pemerintah juga berencana untuk memperkenalkan platform digital yang lebih inklusif, yang menghubungkan UMKM dengan pasar global serta memberikan akses langsung ke investor dan pembeli internasional. Dengan adanya teknologi yang lebih mudah diakses, diharapkan para pelaku UMKM dapat mempercepat proses ekspansi mereka ke pasar luar negeri.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki sebelumnya juga menyatakan bahwa sektor UMKM harus didorong untuk terus berinovasi dan meningkatkan daya saingnya. Menurutnya, dengan adanya pendampingan yang intensif serta penerapan teknologi digital yang tepat, para pelaku UMKM akan mampu bersaing di tingkat global.

"Kami optimis bahwa dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, lembaga keuangan, dan sektor swasta, UMKM Indonesia akan mampu meningkatkan kontribusinya terhadap ekspor nasional, bahkan bisa menjadi pemain utama di pasar global," ungkap Teten Masduki.

Peran Penting Sektor UMKM dalam Perekonomian Indonesia

UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, tidak hanya dalam hal kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB), tetapi juga dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sektor UMKM menyumbang sekitar 60 persen terhadap PDB Indonesia dan menyerap lebih dari 97 persen tenaga kerja di sektor non-pertanian.

Namun, untuk meningkatkan kontribusinya terhadap ekspor, dibutuhkan langkah-langkah konkret, seperti peningkatan kapasitas produksi, akses terhadap teknologi yang lebih baik, serta pembiayaan yang lebih inklusif. Pemberdayaan UMKM juga akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, terutama dalam memperluas pasar domestik dan internasional.

Menatap Masa Depan UMKM Indonesia

Ke depan, sektor UMKM di Indonesia diharapkan dapat menghadapi tantangan global dengan lebih percaya diri. Untuk itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga keuangan sangat diperlukan untuk memastikan pelaku UMKM dapat memanfaatkan peluang yang ada di pasar ekspor. Dengan strategi yang tepat dan dukungan yang maksimal, sektor UMKM Indonesia berpotensi untuk "naik kelas" dan menjadi pemain utama di pasar internasional.

Melalui kebijakan yang lebih berpihak kepada sektor UMKM, seperti insentif pajak, pendanaan mikro, serta pendampingan teknologi, Indonesia dapat membuka peluang baru bagi para pelaku UMKM untuk meraih sukses di pasar ekspor, mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB