Patrick Kluivert Siap Ukir Sejarah, Garuda Berjuang Menembus Piala Dunia 2026

Rabu, 08 Oktober 2025 | 11:05:31 WIB
Patrick Kluivert Siap Ukir Sejarah, Garuda Berjuang Menembus Piala Dunia 2026

JAKARTA - Patrick Kluivert kini berada di ambang sejarah baru sepak bola Indonesia. Ia berpeluang menjadi pelatih asal Belanda kelima yang mampu membawa tim Asia menembus putaran final Piala Dunia FIFA, mengikuti jejak Guus Hiddink, Dick Advocaat, Pim Verbeek, dan Bert van Marwijk.

Namun bagi Indonesia, tantangan yang dihadapi jauh melampaui sekadar prestasi individu sang pelatih. Ini adalah perjalanan menuju impian besar: lolos ke Piala Dunia pertama kali sejak Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.

Perpaduan antara romantisme dan nasionalisme menjadi warna tersendiri dalam perjuangan skuad Garuda. Di tengah kerasnya babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia harus berhadapan dengan dua tim tangguh yang sudah berpengalaman di panggung dunia, yakni Irak dan Arab Saudi.

Irak pernah mencicipi Piala Dunia pada 1986, sementara Arab Saudi bahkan tampil dalam enam dari delapan edisi terakhir turnamen itu. Tantangan besar menanti, terutama ketika harus bertanding di Jeddah melawan tuan rumah Saudi, lalu menghadapi Irak beberapa hari kemudian.

Tapi perjuangan Garuda kali ini tidak lagi sekadar tentang bertahan. Tim asuhan Kluivert telah menunjukkan grafik performa yang mengesankan, bahkan lebih baik dibanding beberapa pesaing di grup mereka.

Performa Meningkat, Kepercayaan Diri Menguat

Dari segi peningkatan kualitas permainan, Indonesia terus menunjukkan progres yang stabil. Meski Irak sempat dua kali mengalahkan Garuda pada babak kedua kualifikasi—terakhir pada 6 Juni 2024 di Jakarta dengan skor 0-2—namun tren permainan Indonesia kini lebih menjanjikan.

Irak sendiri mengalami penurunan performa setelah kemenangan tersebut. Dalam 11 laga terakhir, Irak mencatat 5 kemenangan, 3 hasil imbang, dan 3 kekalahan. Sedangkan Indonesia hanya terpaut sedikit dengan 4 kemenangan, 3 hasil imbang, dan 4 kekalahan.

Selisih kecil ini mencerminkan bahwa Indonesia mulai mampu menyaingi tim-tim berperingkat jauh di atasnya. Meski Garuda masih menjadi tim dengan peringkat terendah di grup babak ketiga, perjuangan mereka menunjukkan arah yang positif.

Pada babak ini, Indonesia tergabung dengan dua kekuatan besar Asia, yaitu Jepang dan Australia, serta tim-tim kuat lain seperti Arab Saudi, Bahrain, dan China. Sebaliknya, Irak hanya menghadapi satu tim yang berperingkat di atas mereka, yakni Korea Selatan, yang justru selalu mengalahkan mereka.

Menariknya, Indonesia mampu mengalahkan tim-tim berperingkat di atasnya, termasuk Arab Saudi. Fakta ini menjadi dasar keyakinan bahwa skuad Kluivert punya peluang nyata untuk membuat kejutan.

Catatan Positif dan Modal Mental

Dalam lima laga terakhir, Indonesia mencatat hasil impresif: empat kemenangan dan satu kekalahan. Sebaliknya, Irak hanya meraih satu kemenangan, satu hasil seri, dan tiga kekalahan, termasuk kekalahan dari Arab Saudi di ajang Piala Teluk.

Sementara itu, Irak tidak menggelar pertandingan pemanasan setelah putaran ketiga berakhir. Di sisi lain, Indonesia memanfaatkan waktu dengan baik dengan menggelar dua laga uji coba melawan Taiwan dan Lebanon.

Tren positif ini turut memengaruhi peringkat FIFA. Irak turun dari posisi 55 ke 58 setelah kalah dari beberapa tim kuat, sedangkan Indonesia justru naik tajam dari peringkat 134 menjadi 119 dalam setahun terakhir.

Arab Saudi pun tak terlalu konsisten. Setelah dikalahkan Indonesia pada 19 November 2024, mereka hanya mencatat dua kemenangan di laga-laga kualifikasi berikutnya. Dalam lima pertandingan terakhir, Saudi hanya menang sekali, dua kali imbang, dan dua kali kalah, termasuk ditahan 1-1 oleh Trinidad & Tobago yang berada di peringkat 102 dunia.

Dengan data ini, Indonesia memiliki alasan kuat untuk optimis saat kembali menghadapi Saudi dan Irak. Fakta bahwa Saudi gagal menang dalam dua pertemuan terakhir melawan Garuda menambah keyakinan publik bahwa kejutan bisa terulang.

Kekuatan Skuad dan Pengalaman Pemain

Salah satu keunggulan besar Indonesia saat ini adalah kualitas dan keberagaman pengalaman pemainnya. Di bawah arahan Patrick Kluivert, tim ini berisi pemain-pemain yang tampil di tujuh dari sebelas liga terbaik dunia.

Beberapa di antaranya adalah Jay Idzes yang bermain untuk Sassuolo di Serie A Italia, dan Calvin Verdonk bersama Lille di Ligue 1 Prancis. Keduanya tampil reguler di klub papan tengah yang berselisih tipis dengan pemuncak klasemen.

Selain itu, empat pemain Garuda lainnya memperkuat klub-klub Eredivisie Belanda seperti Justin Hubner di Fortuna Sittard dan Dean James di Go Ahead Eagles.

Di lini belakang dan tengah, Indonesia juga memiliki kombinasi pemain lokal dan pemain luar negeri yang solid, termasuk Rizky Ridho, serta empat pemain dari Persib Bandung yang sudah terbiasa bermain bersama.

Kekompakan dan pengalaman bermain di berbagai atmosfer kompetitif menjadi modal berharga bagi Indonesia. Dengan skuat seperti ini, mimpi menembus Piala Dunia bukanlah hal mustahil.

Tantangan Lawan dan Kewaspadaan Taktis

Meski begitu, Kluivert dan anak asuhnya tak bisa menganggap remeh lawan. Arab Saudi dan Irak tetap menjadi tim dengan tradisi dan pengalaman panjang di tingkat internasional.

Saudi, di bawah ambisi besar untuk tampil di Piala Dunia 2026 dan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, tentu akan tampil dengan motivasi tinggi. Mereka memiliki pemain-pemain potensial seperti Marwan Al Sahafi dari Royal Antwerp dan Saud Abdulhamid, yang mencetak sejarah sebagai pesepakbola Saudi pertama yang mencetak gol di kompetisi Eropa bersama AS Roma.

Dari kubu Irak, perhatian tertuju pada Aymen Hussein yang sudah mencetak empat gol, serta Zidane Iqbal, mantan pemain Manchester United yang kini membela Utrecht. Bahkan, Irak juga diperkuat bek Persib Bandung, Frans Putros, yang tentu sudah mengenal gaya permainan para pemain Indonesia.

Patrick Kluivert menegaskan bahwa kunci utama Garuda adalah menjaga emosi dan fokus sepanjang laga. Laga melawan Arab Saudi, misalnya, bisa berjalan sangat emosional mengingat tekanan suporter tuan rumah dan ekspektasi tinggi dari kedua pihak.

Jika Indonesia mampu mengendalikan tempo dan bahkan mencetak gol lebih dulu, momentum bisa sepenuhnya berpihak pada Garuda. Semangat “underdog” yang mereka bawa menjadi kekuatan mental tersendiri di medan berat seperti Jeddah.

Harapan Baru Sepak Bola Indonesia

Perjalanan ini bukan hanya soal tiket menuju Piala Dunia 2026, melainkan juga soal kebangkitan sepak bola nasional. Di bawah arahan pelatih berpengalaman seperti Kluivert, Garuda kini tampil lebih matang, lebih disiplin, dan lebih berani menghadapi lawan besar.

Peningkatan peringkat dunia, hasil-hasil positif, serta keberhasilan menumbangkan tim seperti Arab Saudi memberi bukti bahwa Indonesia tengah menuju arah yang benar.

Mimpi besar itu kini terasa semakin dekat, dan jika tren positif ini terus dijaga, sejarah baru sepak bola Indonesia bisa tercipta. Garuda tidak hanya terbang, tetapi juga siap menembus langit tertinggi sepak bola dunia.

Terkini