BSI

BSI GIFS 2025: Jejak Nyata Perbankan Syariah untuk Negeri

BSI GIFS 2025: Jejak Nyata Perbankan Syariah untuk Negeri
BSI GIFS 2025: Jejak Nyata Perbankan Syariah untuk Negeri

JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) kembali mempertegas posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri perbankan nasional, khususnya dalam sektor perbankan syariah. Setelah sukses menggelar acara internasional BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025, BSI menunjukkan komitmennya terhadap pertumbuhan ekonomi syariah yang berkelanjutan dengan pencapaian kinerja keuangan yang menggembirakan untuk kuartal I/2025.

Acara bertaraf global yang digelar pada akhir April di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, mengusung tema "Transformative Islamic Finance as Catalyst for Growth". Gelaran ini menjadi panggung penting untuk mengedukasi masyarakat dan industri tentang kontribusi nyata ekonomi syariah dalam mendukung target pembangunan ekonomi nasional serta pencapaian agenda pembangunan global. BSI GIFS 2025 juga menjadi wadah bagi para pelaku industri untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman guna mempercepat transformasi sektor keuangan syariah di seluruh dunia.

Sehari setelah acara tersebut, BSI mengumumkan hasil kinerja yang membanggakan, dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,87 triliun yang tumbuh 10,05 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Kinerja positif ini tercermin dari peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga, pertumbuhan pembiayaan, serta pendapatan berbasis fee yang mencatatkan angka pertumbuhan dua digit. Aset BSI juga tercatat tumbuh 12,01 persen yoy, mencapai Rp401 triliun pada akhir Maret 2025.

Bob Tyasika Ananta, yang kini menjabat sebagai Plt Direktur Utama BSI, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi dari seluruh pihak yang terlibat. “Alhamdulillah, Bank Syariah Indonesia dapat menunjukkan kinerja yang solid dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan kuartal 1/2025 dapat tumbuh di atas pertumbuhan industri dengan kualitas yang sehat, baik dari sisi aset, pembiayaan, DPK, juga posisi CASA yang semakin kuat. Kemudian fee-based income, dan sebagai bottom line laba bersih juga tumbuh dua digit. Semua itu tidak lepas dari dukungan semua pihak, internal BSI, para nasabah, para investor, juga stakeholder yang terus mendukung sektor keuangan syariah, khususnya BSI,” ungkap Bob dalam pernyataannya.

Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI juga memperkuat posisinya di pasar internasional. Setelah sukses membuka cabang di Dubai, BSI kini memperoleh persetujuan prinsip untuk membuka cabang di Jeddah, Arab Saudi. Ini merupakan langkah besar dalam ekspansi global bank tersebut, yang menegaskan ambisinya untuk lebih mendalami pasar Timur Tengah.

Erick Thohir, Menteri BUMN, dalam konferensi pers yang diselenggarakan pada 5 Mei 2025 menyampaikan, “Ini adalah buah dari kerja keras selama hampir 1 tahun 8 bulan, sejak kami mulai proses ini. Setelah sukses membuka cabang di Dubai, kini ekspansi BSI di Timur Tengah semakin menguat.” Bob menambahkan bahwa saat ini BSI telah mendapatkan izin prinsipal dari otoritas jasa keuangan di Arab Saudi untuk membuka kantor cabang. Namun, proses lebih lanjut masih diperlukan, termasuk izin terkait transaksi consumer banking yang diperkirakan bisa dilakukan dalam waktu sekitar satu tahun.

Sebagai nakhoda yang memimpin BSI, Bob Tyasika Ananta merasa bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan besar perbankan syariah di Indonesia. Dengan latar belakang yang kuat di dunia perbankan konvensional, Bob menemukan passion-nya dalam sektor keuangan syariah. “Kenapa ya US$60 miliar Islamic fund kok seating-nya [ditempatkan] di London? Kok tidak di Indonesia? Negara yang populasi Muslimnya terbesar di dunia,” demikian pertanyaan yang pernah diajukan oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Britania dan Irlandia pada tahun 2006. Pertanyaan tersebut menjadi titik balik bagi Bob untuk lebih mendalami perbankan syariah, yang akhirnya membawanya ke posisi strategis di BSI.

Komitmen Bob dalam mengembangkan sektor keuangan syariah terlihat dari upayanya untuk terus mendorong Environmental, Social, and Governance (ESG) di tubuh BSI. Berkat implementasi yang konsisten, BSI berhasil meraih skor ESG yang meningkat menjadi 3.86 pada awal tahun ini, naik signifikan dari sebelumnya yang berada pada angka 2.24. Dengan pencapaian tersebut, BSI kini menempati peringkat 'Leading' di sektor bank umum secara global, serta ranking ke-4 di tingkat nasional dan internasional untuk kategori bank syariah.

Pencapaian ini tentu saja tidak lepas dari upaya BSI untuk menjaga kinerja yang seimbang dan adaptif terhadap dinamika pasar yang berubah. Bob menegaskan pentingnya keberlanjutan dalam transformasi perbankan syariah dan menambahkan, “Kita harus terus belajar dan harus terus bertumbuh. Loyal terhadap profesi, berikan kontribusi yang terbaik,” yang kini menjadi filosofi hidupnya.

BSI juga berhasil meraih 44 penghargaan sepanjang kuartal I/2025, menambah koleksi penghargaan yang diraih setiap tahunnya sejak bank ini berdiri pada tahun 2021. Penghargaan tersebut merupakan bentuk pengakuan atas keberhasilan BSI dalam memberikan kontribusi positif terhadap sektor perbankan syariah dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

Ke depan, BSI akan terus berupaya memberikan produk dan layanan yang lebih inovatif dan lebih agile untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Bob menekankan bahwa pengelolaan risiko yang cermat juga menjadi bagian penting dalam keberlanjutan kinerja BSI, baik dari sisi finansial, operasional, sosial, maupun lingkungan. Dalam menghadapi tantangan global, BSI berkomitmen untuk terus menjadi lokomotif sektor keuangan dan perekonomian syariah Indonesia yang semakin diperhitungkan di dunia.

"BSI akan terus berinovasi dan bertransformasi agar dapat terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional dan memperkuat peran Indonesia sebagai pusat keuangan syariah global," tambah Bob, menutup wawancaranya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index