JAKARTA - Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) kembali melakukan penyesuaian komposisi saham dalam daftar mereka, yang akan berlaku efektif mulai 27 Agustus 2025. Dalam pembaruan kali ini, dua perusahaan Indonesia, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), berhasil masuk ke jajaran MSCI Global Standard Index.
Keduanya menggantikan posisi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) yang berpindah ke MSCI Small Cap Index. Selain ADRO, daftar Small Cap Index juga diisi sejumlah saham baru, yakni PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT MNC Tourism Indonesia Tbk (KPIG), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG).
Sebaliknya, ada juga emiten yang keluar dari daftar MSCI untuk periode ini. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Panin Financial Tbk (PNLF) resmi terdepak dari kategori saham MSCI Agustus 2025.
Lonjakan Saham CUAN Setelah Pengumuman
Pasar modal merespons cepat kabar masuknya CUAN ke MSCI Global Standard Index. Pada perdagangan Jumat (8/8/2025), saham CUAN, yang merupakan perusahaan batu bara milik konglomerat Prajogo Pangestu, langsung melesat 17,12 persen di awal sesi pertama. Lonjakan ini menempatkannya di jajaran top gainers hari itu.
Kenaikan harga tersebut tak lepas dari sentimen positif investor, baik domestik maupun mancanegara. Investor memandang keanggotaan di indeks global bergengsi ini sebagai sinyal kekuatan dan prospek perusahaan yang baik.
Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Reza Priyambada, menilai penambahan CUAN ke daftar MSCI memberi pengaruh besar pada likuiditas saham tersebut.
“Jika dilihat dari saham-saham di IDX yang masuk, terlihat likuiditasnya yang cenderung meningkat. Maka dari itu, tentunya dengan masuknya saham-saham tersebut dapat menjadi acuan bagi pelaku pasar maupun pengelola fund untuk meningkatkan bobot investasinya pada saham-saham itu,” ujarnya.
Menurut Reza, saham-saham yang berhasil masuk ke MSCI sudah melalui proses penyaringan ketat. “Saham-saham yang masuk tentunya sudah di-screening oleh MSCI dan menjadi pilihan investasi bagi asing serta juga dapat menjadi pilihan bagi pelaku pasar dalam negeri. Imbasnya, harga saham-saham tersebut dapat meningkat seiring aksi beli para pelaku pasar,” tambahnya.
Meski begitu, Reza mengingatkan bahwa lonjakan harga saham biasanya terjadi di awal perdagangan pasca pengumuman MSCI, kemudian cenderung kembali normal seiring perkembangan sentimen terhadap masing-masing saham. “Namun demikian, kondisi ini bisa saja terjadi di awal dengan masuknya saham-saham tersebut dalam bobot MSCI. Selanjutnya, akan cenderung kembali normal seiring sentimen di masing-masing saham,” jelasnya.
Mengenal MSCI dan Perannya di Pasar Modal
MSCI adalah indeks yang disusun oleh lembaga riset keuangan Morgan Stanley untuk memantau pergerakan harga saham di berbagai kategori. Indeks ini berfungsi sebagai tolok ukur penting bagi investor, membantu mereka memilih aset berdasarkan pergerakan pasar yang terukur.
Selain menyediakan indeks saham, MSCI juga menawarkan analisis risiko, evaluasi kinerja portofolio, dan perangkat tata kelola bagi investor institusional serta dana lindung nilai. Beberapa indeks yang populer antara lain MSCI Emerging Market Index dan MSCI Frontier Markets Index.
Sejarah MSCI berawal pada 1965, ketika Capital International memperkenalkan indeks saham global pertama di luar Amerika Serikat. Pada 1986, Morgan Stanley membeli hak lisensinya dan mengembangkan produk tersebut di bawah nama MSCI. Perusahaan ini kemudian mengakuisisi Barra pada 2004 dengan nilai 816,4 juta dolar AS, lalu melaksanakan IPO pada 2007. Pada 2009, MSCI resmi menjadi perusahaan publik independen terpisah dari Morgan Stanley.
Untuk Indonesia, MSCI Indonesia Index dirancang guna mengukur kinerja saham berkapitalisasi besar dan menengah, mencakup sekitar 85 persen dari nilai pasar modal domestik melalui 17 emiten utama.
Bagi manajer investasi global, MSCI menjadi acuan penting dalam menyusun portofolio. Masuknya saham ke dalam indeks ini sering kali memicu aliran dana asing masuk, sedangkan keluarnya saham dari daftar MSCI dapat memicu aksi jual besar-besaran.
Dengan masuknya CUAN dan DSSA ke MSCI Global Standard Index, pelaku pasar berharap akan ada peningkatan aktivitas perdagangan dan minat investor internasional terhadap saham-saham tersebut. Sementara itu, emiten yang keluar atau bergeser indeks akan perlu mengatur ulang strategi agar tetap menarik di mata investor.