Wijaya Karya

Wijaya Karya Beton Catat Kontrak Baru Rp2,53 Triliun

Wijaya Karya Beton Catat Kontrak Baru Rp2,53 Triliun
Wijaya Karya Beton Catat Kontrak Baru Rp2,53 Triliun

JAKARTA - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) menutup delapan bulan pertama tahun 2025 dengan capaian positif. Hingga Agustus 2025, perusahaan berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp 2,53 triliun. Capaian ini sekaligus menunjukkan konsistensi WTON dalam menjaga kinerja bisnis di tengah dinamika industri konstruksi nasional.

Keberhasilan tersebut tidak lepas dari sektor infrastruktur yang kembali menjadi penopang utama. Dari total nilai kontrak baru (NKB) yang diperoleh, lebih dari separuhnya masih didorong oleh proyek infrastruktur. Hal ini menandakan sektor tersebut tetap menjadi ladang utama yang memberikan kontribusi besar bagi keberlanjutan kinerja WTON.

Corporate Secretary WTON, Yushadi, menguraikan bahwa komposisi NKB hingga Agustus 2025 terdiri atas 51,76% dari proyek infrastruktur, 22,97% dari sektor industri, 13,45% dari sektor listrik, 9,29% dari sektor properti, 2,21% dari sektor tambang, dan 0,32% dari sektor energi.

“Porsi infrastruktur masih mendominasi, sementara kontrak baru dari sektor pemerintahan belum masuk tahun ini, sejalan dengan kebijakan efisiensi pemerintah,” jelas Yushadi dalam acara Public Expose Live WTON.

Porsi Swasta Lebih Dominan

Jika melihat asal kontraknya, peran sektor swasta terlihat begitu signifikan. Berdasarkan catatan perusahaan, sekitar 68,47% kontrak baru berasal dari pelanggan swasta. Sementara itu, kontribusi dari BUMN mencapai 21,77%, dari Wijaya Karya (WIKA) beserta afiliasi sebesar 6,25%, dan dari kerja sama operasi (KSO/JO) sekitar 3,51%.

Komposisi ini dianggap menguntungkan WTON, karena memberi peluang lebih besar untuk mendiversifikasi sumber pendapatan. Yushadi menegaskan bahwa pola baru dalam distribusi pelanggan memberikan dampak positif bagi ketahanan kinerja perseroan.

“Kami mencatat, kontrak baru dari 10 perusahaan pelanggan teratas menyumbang 42,53% dari total NKB. Dari daftar itu, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi kontributor terbesar dengan porsi 11,80%,” kata Yushadi.

Selain PLN, terdapat sembilan perusahaan lain yang termasuk dalam daftar kontributor utama, yakni:

PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk sebesar 6,27%

PT Hutama Karya Infrastruktur sebesar 6,24%

PT Duta Graha Karya sebesar 5,49%

PT WIKA Rekayasa Konstruksi sebesar 3,37%

PT Total Bangun Persada Tbk sebesar 2,55%

PT Mitra Murni Perkasa sebesar 2,16%

PT Girder Indonesia sebesar 1,92%

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebesar 1,49%

PT Bangun Cipta Kontraktor sebesar 1,24%

Dengan kontribusi yang terdistribusi pada berbagai perusahaan besar, WTON merasa lebih percaya diri dalam menjaga kesinambungan kinerja.

Risiko Terkendali, Kinerja Tetap Aman

Salah satu hal yang menjadi perhatian dalam dunia konstruksi adalah risiko penundaan atau pembatalan proyek. Namun, Yushadi memastikan hal ini sudah diantisipasi dengan baik.

“Apabila salah satu proyek mengalami penundaan atau pembatalan, kami masih memiliki cadangan dari proyek lain. Sehingga, dampaknya terhadap kinerja tidak signifikan,” ujarnya menegaskan.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa WTON memiliki strategi mitigasi risiko yang cukup matang. Diversifikasi proyek dari berbagai sektor serta basis pelanggan yang luas memungkinkan perusahaan untuk tetap stabil meski menghadapi dinamika pasar.

Infrastruktur Masih Jadi Primadona

Melihat tren sepanjang tahun ini, proyek infrastruktur memang masih menjadi tulang punggung utama. Kontribusi sebesar 51,76% dari total kontrak baru membuktikan bahwa sektor ini masih menjanjikan, seiring dengan kebutuhan pembangunan yang terus berlanjut di berbagai wilayah.

Meski kontrak baru dari sektor pemerintahan belum masuk, dominasi proyek infrastruktur swasta menunjukkan adanya kepercayaan yang kuat dari mitra bisnis terhadap WTON. Hal ini sekaligus mempertegas posisi perusahaan sebagai pemain penting dalam penyediaan produk beton pracetak maupun jasa konstruksi di Tanah Air.

Selain infrastruktur, sektor industri juga tercatat cukup besar dengan kontribusi 22,97%. Kemudian, sektor listrik yang mencatat 13,45% juga menjadi salah satu pendorong signifikan. Hal ini tidak lepas dari peran PLN sebagai penyumbang kontrak terbesar tahun ini.

Optimisme Menatap Akhir Tahun

Dengan capaian Rp 2,53 triliun hingga Agustus 2025, WTON menatap sisa tahun dengan penuh optimisme. Perusahaan percaya bahwa tren positif ini dapat berlanjut hingga akhir tahun, terlebih dengan adanya cadangan kontrak dari pelanggan besar.

Ke depan, strategi perusahaan akan tetap fokus pada penguatan pasar infrastruktur dan kerja sama dengan sektor swasta yang terbukti mendominasi porsi kontrak baru tahun ini. Dengan cara ini, WTON berharap dapat menjaga kinerja stabil dan memberikan kontribusi positif bagi induk usaha maupun industri konstruksi nasional secara keseluruhan.

Secara keseluruhan, pencapaian kontrak baru hingga Agustus 2025 menunjukkan bahwa WTON mampu beradaptasi dengan kondisi pasar. Kombinasi proyek infrastruktur, industri, listrik, serta dukungan pelanggan strategis menjadikan perusahaan lebih siap menghadapi tantangan di sektor konstruksi yang semakin kompetitif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index