JAKARTA - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tengah berupaya membuka kembali perdagangan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah sempat disuspensi. Suspensi ini terjadi karena WIKA menunda pembayaran pokok dua surat utang saat jatuh tempo pada 18 Februari 2025.
Dua surat utang yang menjadi penyebab suspensi adalah Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A (SMWIKA02ACN2) dan Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A (WIKA02ACN2). Penundaan pembayaran pokok ini otomatis membuat perdagangan saham WIKA berhenti hingga langkah penyelesaian tercapai.
Corporate Secretary WIKA, Ngatemin, menjelaskan bahwa perusahaan telah mencapai kuorum persetujuan perpanjangan selama dua tahun dengan call option pada Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A. Kesepakatan ini dicapai melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) pada 21 April 2025.
Langkah Penyelesaian Surat Utang
Untuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A yang jatuh tempo pada 18 Februari 2025, WIKA berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Sukuk (RUPSU) pada 29 Agustus 2025. Tujuannya adalah mencapai kesepakatan bersama terkait penyelesaian kewajiban yang dapat mengakomodir kepentingan semua pihak.
Dalam keterbukaan informasi di BEI pada 31 Juli 2025, WIKA menyatakan bahwa perusahaan akan menyelenggarakan RUPO dan RUPSU untuk lima surat utang pada 28–29 Agustus 2025. Surat utang tersebut meliputi:
Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021
Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021
Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Wijaya Karya Tahap I Tahun 2022
Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020
Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022
Ngatemin menambahkan, WIKA sebenarnya sudah melunasi pokok Obligasi dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 Seri A. Nilai kedua surat utang tersebut mencapai Rp 896,5 miliar dan dibayarkan tepat waktu pada 8 September 2024.
Agenda utama RUPO dan RUPSU pada 28–29 Agustus 2025 adalah permohonan pengesampingan beberapa rasio keuangan perusahaan yang belum tercapai sesuai ketentuan dalam perjanjian perwaliamanatan. Hal ini menjadi bagian dari strategi WIKA untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi sekaligus membuka jalan bagi saham kembali diperdagangkan.
Tantangan dan Langkah Selanjutnya
Suspensi saham tentu berdampak pada likuiditas dan kepercayaan investor. Oleh karena itu, langkah WIKA untuk menyelesaikan kewajiban utang dan memperoleh persetujuan perpanjangan sangat krusial. RUPSU mendatang akan menjadi momen penting untuk menegaskan komitmen perusahaan kepada para pemegang obligasi dan sukuk.
Ngatemin menekankan, strategi ini dirancang agar semua pihak—mulai dari investor hingga pemangku kepentingan—mendapat kepastian hukum dan finansial. Kesepakatan yang dicapai di RUPO dan RUPSU diharapkan menjadi landasan bagi pembukaan kembali perdagangan saham WIKA di BEI, sehingga aktivitas pasar modal dapat kembali normal.
Dengan pencapaian kuorum persetujuan perpanjangan obligasi dan rencana penyelesaian sukuk, WIKA menegaskan niatnya untuk menjaga stabilitas keuangan serta transparansi kepada investor. Perusahaan juga tetap memantau perkembangan pasar dan mempersiapkan laporan keuangan yang mendukung pemulihan kepercayaan pasar modal.
Implikasi bagi Investor dan Pasar Modal
Bagi investor, langkah WIKA ini menjadi indikator bahwa perusahaan serius menyelesaikan tunggakan surat utang dan berupaya memenuhi standar tata kelola yang baik. Pembukaan kembali perdagangan saham nantinya akan meningkatkan likuiditas dan memberikan kesempatan bagi investor untuk menilai kembali prospek jangka panjang perusahaan.
Selain itu, keberhasilan RUPO dan RUPSU juga akan memperkuat posisi WIKA di pasar obligasi dan sukuk nasional. Hal ini penting mengingat WIKA merupakan salah satu perusahaan konstruksi dan investasi terkemuka yang aktif menerbitkan instrumen keuangan untuk mendukung proyek-proyek besar.
Dengan upaya yang sistematis ini, WIKA berharap tidak hanya membuka kembali perdagangan sahamnya, tetapi juga memulihkan kepercayaan investor dan menjaga reputasi perusahaan di pasar modal.